Tiga Suku Berikutnya dari Pola 2, 3, 5, 8, ... adalah …. 13, 21, dan 34
Tiga suku berikutnya dari pola 2, 3, 5, 8, ... adalah …. 13, 21, dan 34. Pola ini merupakan salah satu contoh deret Fibonacci, di mana setiap suku merupakan penjumlahan dari dua suku sebelumnya. Deret Fibonacci pertama kali diperkenalkan oleh Leonardo dari Pisa, seorang matematikawan abad pertengahan, yang dikenal juga sebagai Fibonacci. Pola deret ini dapat dinyatakan secara matematis dengan rumus rekursif:
F(n)=F(n−1)+F(n−2)
dengan F(1)=2 dan F(2)=3.
Secara umum, deret Fibonacci memiliki aplikasi luas dalam berbagai bidang, mulai dari matematika murni hingga ilmu komputer dan biologi. Misalnya, dalam ilmu komputer, deret ini digunakan dalam algoritma pencarian dan struktur data tertentu seperti pohon biner. Dalam biologi, pola Fibonacci sering kali ditemukan dalam struktur alam seperti jumlah kelopak bunga dan susunan daun pada batang.
Jika kita melanjutkan pola ini:
- Suku ke-5: 5+8=13
- Suku ke-6: 8+13=21
- Suku ke-7: 13+21=34
Dengan demikian, tiga suku berikutnya adalah 13, 21, dan 34. Perlu dicatat bahwa deret Fibonacci juga terkait dengan rasio emas (golden ratio), di mana perbandingan dua suku berturut-turut dalam deret ini mendekati angka sekitar 1.618, yang sering dianggap sebagai proporsi paling estetis dan harmonis dalam berbagai karya seni dan arsitektur.